Tradisi Pemakaman Suku Toraja

Upacara pemakaman merupakan salah satu acara yang dilaksanakan dengan sakral. Pada saat melakukan upacara, biasanya tidak jauh dari adat istiadat yang sudah dilakukan sejak turun temurun. Hal ini juga berlaku pada tradisi pemakaman suku Toraja. Bahkan upacara pemakaman yang dilakukan oleh suku Toraja ini masih kental akan adat leluhur.

Keunikannya dalam melakukan upacara pemakaman menjadi hal yang menarik bagi orang lain. Wajar saja jika banyak wisatawan yang mengunjungi Toraja untuk mengetahui secara langsung keunikan tradisi pemakamannya. Meskipun begitu, upacara pemakaman ini tetap bisa digelar dengan sakral dan penuh makna.

Baca juga :

5 Tradisi Pemakaman Suku Toraja yang Perlu Diketahui

Setiap wilayah yang ada di Indonesia pastinya memiliki adat yang berbeda-beda saat melakukan upacara pemakaman. Tentunya setiap upacara yang dilakukan secara sakral dan memiliki makna yang berbeda-beda. Ada banyak ritual pemakaman yang bisa dilakukan, bisa dengan dikuburkan di dalam tanah, kremasi atau juga mumifikasi.

Tradisi masyarakat suku Toraja cenderung mengabadikan jenazah seperti melakukan mumifikasi. Adanya tradisi ini memang memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat sekitar. Bahkan upacara pemakaman digelar dengan berbagai rangkaian ritual yang panjang. Tentunya tradisi ini digelar sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang.

Upacara pemakaman yang digelar ini memiliki keunikan tersendiri. Karena keunikan ini tidak sedikit wisatawan yang datang untuk melihatnya. Berikut ini 5 tradisi pemakaman yang unik dari masyarakat suku Toraja.

1. Pemakaman Rambu Solo

Upacara yang biasa dilakukan adalah rambu solo. Masyarakat percaya jika tidak menggelar ritual ini maka arwah orang yang meninggal dapat memberikan kemalangan bagi keluarga yang ditinggalkan. Untuk menggelar acara ini diperlukan adanya persyaratan khusus dan juga serangkaian ritual pemakaman yang cukup panjang.

Bahkan untuk mempersiapkan upacara pemakaman, biasanya dilakukan dalam waktu berbulan-bulan. Jenazah tersebut akan disimpan terlebih dahulu di dalam rumah leluhur atau disebut tongkonan sebelum upacara digelar. Upacara ini digelar dengan menyembelih kerbau khusus, yaitu kerbau bule atau kerbau lumpur.

Rumah Tongkonan
Rumah tongkonan rumah leluhur adat Toraja

2. Kuburan Bayi yang Ada Di Pohon

Tradisi pemakaman suku Toraja selanjutnya adalah menguburkan bayi di dalam pohon. Pohon yang dijadikan kuburan ini adalah pohon Tarra. Bayi yang meninggal dan dikuburkan di pohon adalah yang meninggal belum mempunyai gigi atau usianya di bawah 6 bulan. Jenazah bayi tersebut akan di masukkan pada pohon yang penuh getah.

Pohon dengan banyak getah ini dipilih karena diibaratkan sebagai asi untuk bayi tersebut. sedangkan ruangan yang ada di pohon ini dijadikan sebagai rahim. Proses pemakaman ini disebut dengan Kambira.

3. Pemakaman Batu Lemo

Pemakaman yang digelar oleh masyarakat suku Toraja juga dilakukan di bukit batu. Adanya pemakaman di tempat ini adalah milik para bangsawan di Toraja. Pada sekitar bukit terdapat lubang dengan ukuran 3×5 meter yang diisi satu keluarga. Disetiap lubang tersebut terdapat patung kayu yang berukuran kecil dan disebut dengan tao-tao.

Patung kayu ini dibuat menyerupai orang yang sudah meninggal dan dimakamkan pada tebing tersebut. Adanya patung ini bertujuan agar roh mendiang bisa tetap abadi dan tersimpan di patung tersebut.

4. Ritual Mayat Berjalan Ma’nene

Tradisi ini berguna untuk menyempurnakan kematian dengan mengantarkan jenazah ke kehidupan yang abadi. Ini dilakukan setelah menyelenggarakan upacara rambu solo. Upacara pemakaman ma’nene merupakan ritual dimana jasad yang sudah disimpan di dalam peti dan diberi baju, makanan dan barang yang sering digunakan saat hidup.

Jasad tersebut sebelumnya telah diberikan pengawet, sehingga tubuhnya masih utuh saat prosesi upacara ma’nene dilakukan. Apabila ritual ma’nene ini digelar, maka  ketua adat akan membacakan doa-doa. Kemudian jasad yang telah disimpan tersebut akan dikeluarkan dari peti untuk dibersihkan dan diganti pakaiannya oleh anggota keluarga.

5. Bori Kalimbuang

Bori Kalimbuang merupakan lokasi yang terdapat batu digunakan untuk prosesi upacara pemakaman. Terdapat 102 menhir yang terpasang berdiri di kawasan Rante, rante merupakan tempat upacara rambu solo digelar. Upacara ini digelar dengan mengurbankan minimal 24 kerbau. Dahulunya penduduk sekitar membawa batu ini dari atas gunung.

Peletakan batu ini tidaklah sembarangan, bahkan sebelum dibawa perlu melewati beberapa tahapan ritual terlebih dahulu. Batu ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk menyimpan mayat. Dalam satu liang batu biasanya berisi jasad untuk satu keluarga.

Tradisi pemakaman suku Toraja memang banyak dan unik. Tentunya tradisi ini hanya bisa ditemukan di Toraja saja. Upacara yang digelar ini akan tetap berjalan sakral dan memiliki makna tersendiri setiap rangkaian ritualnya. Keunikan upacara pemakaman ini menjadikan banyak wisatawan yang berkunjung ke Toraja, dan menjadi daya tarik tersendiri.

Tradisi Pemakaman Suku Toraja Hingga Kini Masih Dilakukan

Adat istiadat yang ada di wilayah Indonesia memang tetap dilestarikan hingga saat ini. Namun tidak semua adat istiadat yang diwariskan nenek moyang bisa dilakukan hingga saat ini. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh ilmu pengetahuan dan juga agama. Seperti pada upacara pemakaman yang tergolong cukup ekstrim untuk dilakukan.

Akan tetapi untuk tradisi pemakaman suku Toraja hingga saat ini masih tetap dilakukan. Bahkan saat ini tradisi tersebut menjadi daya tarik wisatawan. Selain itu juga terdapat pemakaman yang memang dijadikan tempat wisata. Meskipun begitu, wisatawan tidak diperkenankan melakukan hal tertentu.

Seperti pada saat mengunjungi pemakaman batu Lemo. Wisatawan dilarang untuk menyentuh patung tao-tao yang berada di sekitar tebing. Patung tersebut dianggap sakral oleh masyarakat sekitar, sehingga tidak boleh disentuh sembarangan. Bagaimanapun pemakaman adalah tempat yang sakral, wajar saja jika wisatawan perlu mematuhi aturan yang telah ditentukan oleh masyarakat sekitar.

Ceremony Upacara Pemakaman Terbaik di San Diego Hills

Upacara pemakaman memang hal yang sakral dan tidak boleh dilakukan secara semabrangan. Hal tersebut dilakukan tidak hanya menghormati mendiang saja, melainkan juga anggota keluarga yang telah ditinggalkan. Untuk itu memberikan upacara pemakaman yang terbaik perlu dilakukan sebagai penghormatan terakhir kepada mendiang.

Pemakaman terbaik bisa dilaksanakan di San Diego Hills. Tak hanya menyediakan fasilitas yang lengkap saja. Melainkan juga menyediakan upacara pemakaman dengan kapasitas jumlah orang tertentu.

Anda bisa memilih paket upacara pemakaman terbaik di san diego hills untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Pilihlah jenis paket yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tersedia paket ceremony standar dengan kapasitas 50 kursi 50. Kemudian terdapat paket Deluxe dengan kapasitas 100 kursi. Ada pula paket VIP dengan jumlah 200 kursi dan terakhir paket VVIP berkapasitas 350 kursi. Anda bisa menentukan pilihan paket upacara yang telah disesuaikan dengan keinginan Anda.

Melakukan upacara pemakaman memang menjadi hal yang penting. Bahkan untuk tradisi pemakaman suku Toraja memiliki berbagai rangkaian ritual yang panjang. Namun apapun adatnya, tujuannya tetap sama yaitu mendoakan mendiang agar bisa istirahat dengan tenang.

Jika anda tertarik untuk mendapatkan informasi lebih detil tentang pemakaman di san diego hills silahkan berkonsultasi di No. 0812.1350.8200 (24 jam).